Friday, March 30, 2007

Tong Kosong III, Just Nostalgia, Dongeng Kancil Nyolong Timun Isinya

PROLOG
Hari ini, ada posting-an dari salah satu milist yang aku ikuti yang cukup membuat aku teringat kenangan masa kecil, judul posting-an itu "para orang tua, mendongeng lah!", sepertinya posting-an itu diambil dari artikel surat kabar. Yang membuat tertarik pertama kali adalah, bahwa dengan mendongeng, banyak hikmah bisa yang diambil.
Mungkin 22 tahun yang lalu, ketika masih kecil, aku masih ingat, hampir tiap malam sebelum tidur, bu`e atau mbah putri selalu bercerita sebuah dongeng, yah mirip dongeng sebelum tidur kali. Buat ku waktu itu, ceritanya seru banget, sampai-sampai buat aku ketagihan.. hahaha.. tiap malam selalu minta untuk di dongengin.

MANFAAT MENDONGENG
Dongeng "kancil nyolong timun" adalah cerita favoritku, bagiku dongeng itu begitu melegenda yang selalu kunantikan dengan penuh semangat, mungkin sama seperti anak-anak kecil sekarang yang selalu menunggu dengan sangat bergairah film spongebob, film favorite Ogi keponakanku.
Entah, itu disadari atau tidak, aku merasa ritual dongeng sebelum tidur itu mempunyai makna yang kuat, at least buatku. Aku ga tau pasti, apa yang ditanamkan bu`e dan ataupun mbah putri. Apa mereka sengaja melakukan hal itu dengan suatu maksud tertentu atau hanya sebuah aktivitas biasa sebelum tidur?. Tapi aku sangat sangat berterima kasih dengan adanya ritual semacam itu, banyak manfaat yang bisa aku petik.
Selain tentu saja ceritanya yang seru, ada nilai lain yang bisa kita petik dari ritual itu. Pertama, tanpa kita sadari, kita menjadi begitu sangat dekat dengan ibu atau mbah putri, karena tanpa kita sadari telah terjadi komunikasi antara kita dan orang yang mendongeng. Dan yang kedua, tanpa kita sadari juga, karakter kita juga terbentuk dari tokoh yang kita idolakan dari dongeng-an itu.

KANCIL NYOLONG TIMUN
Sewaktu dongengan masih di seri-seri awal, aku begitu benci sama kancil si tokoh utama, karena kancil suka mencuri timun petani. Aku masih inget pesan bu`e setelah mendongeng waktu itu, "le, ojo koyo si kancil kuwi, seneng nyolong, nyolong kuwi ora apik, dosa” (read: le, jangan kaya kancil ya, dia itu suka mencuri, mencuri itu ga baik, dosa itu)". Tapi, begitu masuk ke seri-seri selanjutnya, aku begitu mengagumi si kancil, ternyata si kancil itu sangat cerdik, pintar meskipun licik (mungkin kata-kata yang lebih pas itu "smart"). Dia bisa mengalahkan buaya, macan dsb yang nota bene lebih kuat dengan ke smart an nya itu. Tapi, di akhir-akhir seri dongengan, aku begitu sedih melihat kondisi si kancil yang ternyata menjadi sombong karena merasa paling yang terpintar. Si kancil dengan mudah bisa dikalahkan oleh keong saat adu lari. Ironis sekali memang, si kancil yang mempunyai "kecepatan dan panjang akal" bisa dikalahkan oleh keong yang "lamban dan berotak kecil" dalam adu lari.

January 03, 2006 in Just Nostalgia
Edit: March 30, 2007

Read more!