Arjuna, Krisna, murid & guru
Suatu ketika, Arjuna pergi ke hutan untuk berburu. Sesampai di hutan, Arjuna mendengar kicauan seekor burung yang menarik hatinya. Arjuna pun bersiap melepaskan anak panah membidik target burung yang letaknya cukup jauh. Sesaat kemudian anak panah Arjuna pun melesat pesat dari busurnya dan tepat mengenai burung tersebut.
Disaat membidik burung tersebut, tak dinyana oleh Arjuna ternyata disana ada salah satu guru yang sangat berkharisma dan sangat dihormati oleh Arjuna yaitu Krisna. Krisnapun mendekati Arjuna dan bertanya burung apa yang telah dipanah oleh Arjuna. Arjuna pun menjawab bahwa burung yang telah dia panah adalah burung dara. Namun Krisna berkata kepada Arjuna bahwa yang telah dipanah oleh Arjuna bukanlah burung dara. Mendengar hal itu Arjuna kaget dan segera merevisi apa yang telah dia katakan sebelumnya. Arjuna pun buru-buru mengatakan bahwa burung yang telah dia panah bukanlah burung dara melainkan burung gagak. Lagi-lagi Krisna menyalahkan Arjuna dan berkata kepada Arjuna bahwa burung yang telah dipanah oleh Arjuna bukanlah burung gagak maupun burung dara. Arjuna pun terdiam dan tidak bisa berkata apapun mendengar hal itu. Krisna berkata ke Arjuna bahwa yang telah dipanah oleh Arjuna adalah burung sempati. Burung yang sangat dikramatkan. Arjuna pun terkejut mendengar apa yang disampaikan oleh Krisna. Arjuna hanya bisa membenarkan apa yang telah dikatakan oleh Krisna meskipun Arjuna sendiri juga tidak yakin yang telah dia panah adalah burung sempati.
Namun, sebenarnya apa yang telah dipanah oleh Arjuna bukanlah burung dara, burung gagak maupun burung sempati. Hal itu bukanlah hal yang penting buat Krina. Jika yang akan dipanah oleh Arjuna adalah burung sempati, tentunya Khrisa sudah menghentikan Arjuna sebelum Arjuna melepaskan anak panahnya. Krisna hanya menguji Arjuna.
Kenapa Arjuna terlihat gamang dan bimbang ketika bertemu dengan Krisna hingga Arjuna tidak bisa menjawab dengan jelas burung apa yang telah dia panah padahal Arjuna telah mendengar kicauan burung tersebut sebelum melepaskan anak panahnya? Apakah Arjuna tidak mengetahui jenis-jenis burung? ataukah pula Arjuna tidak bisa membedakan kicauan burung dara yang bersuara rendah, burung gagak yang suaranya memekakkan telinga ataupun burung sempati yang bersuara merdu itu? Sepertinya bukan itu masalahnya. Arjuna adalah seorang ksatria Pandawa yang cerdas. Dia pasti bisa membedakan jenis burung dan kicauannya dengan baik. Hanya saja Arjuna tidak bisa berpikir kritis saat bertemu dengan guru yang sangat dia hormati dan dia segani seperti Khrisna. Krisna di mata Arjuna adalah panutan yang luar biasa dia hormati. Bahkan mungkin hormatnya melebihi hormat Arjuna ke sang Kakek kesayangan, Bisma.
Seringkali kita juga merasakan hal seperti itu. Kita tidak bisa berpikir kritis disaat berbicara ataupun berdiskusi dengan guru yang kita segani. Seringkali kita hanya merasa sesak napas dengan kharisma dan rasa segan yang berlebihan. Yang terpikirkan hanya hal-hal sepele seperti takut melakukan sesuatu yang menurut kita sendiri "mungkin" tidak berkenan di hati guru-guru kita meskipun sebenarnya guru kita tidak mengharapkan kita berpikir seperti itu. Guru kita tentunya menginginkan murid-muridnya bisa meneruskan apa yang telah dia capai, karena hanya keberhasilan muridnya lah kebanggaan seorang guru. Dengan berani mengeluarkan pendapat di depan guru yang kita percayai mempunyai sesuatu (ilmu/pengetahuan/pengalaman dll dsb) yang lebih dari kita punyai maka apa yang kita ketahui, kita rasakan, kita punyai, kita lakukan bisa terimprove atau berkembang dengan baik.
Labels: Tentang jiwa dan rasa
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home