お盆, bon(g), ko-bon(g)

お盆 yang dibaca dengan o-bon (atau o-bon(g) untuk lidah Jepang) merupakan hari peringatan datangnya arwah leluhur yang selalu dibarengi panas yang menyengat. Saat mendengar kata o-bon saya jadi mikir, apakah ada hubungannya dengan kuburan orang China (di Indonesia)? Di tempat saya, kuburan orang China disebut "Bon(g)". Bon atau 盆 berarti hari peringatan pulangnya arwah leluhur bagi orang Jepang sedang "bon(g)" adalah sebutan untuk kuburan orang China di Jawa. Jadi keduanya ada korelasi, arwah leluhur dan kuburan.
Jika disini kanji "bon(g)" China sama dengan kanji 0- "bon" -nya Jepang, 盆, maka panasnya お盆 di Jepang bisa jadi berhubungan dengan panasnya di Jawa.
Kok bisa?
Tempat pemakaman China biasanya gersang tanpa pohon2x lebat, jadi "bon(g)" identik dengan panas terik matahari karena tidak ada tempat berteduh, oleh karena itu kenapa banyak orang yang datang ke pemakaman membawa payung. Dan panas di jawa bisa dikarenakan akibat kebakaran atau ko-"bon"(g). Jadi, bisa jadi mereka berhubungan. Contoh kasus misalnya:
"Soko ngendi kang? kok kringetmu mrustus gebyes koyo ngono!?"
"ko-"bon"(g) dik"
Indikasi lain yang menunjukkan panasnya お盆 berhubungan dengan panasnya Jawa,
Salah satu upacara peringatan お盆 adalah membuat api yang disebut 迎え火 (mukaebi) dan 送り火 (okuribi) untuk menyambut kedatangan dan kepulangan ke alam "sana" para leluhur. Membuat api berarti ada sesuatu yang dibakar atau di obon(g) bahasa jawanya. Dan obon(g) bisa diartikan panas.
Jadi bisa disimpulkan panasnya saat お盆 di Jepang ternyata berhubungan dengan panasnya obon(g) di Jawa.
Gambar: http://www.weblio.jp/content/お盆
Labels: Culture, ngawur ora nyambung
2 Comments:
wahahaha.....maksa ih....
jowo ne jowo ndi sek ki?jowo tengah?=P
Jowone Jowo Tengah Ayuku.. Tepat'e Pati.. Luwih tepat maneh Juwono.. Gone bojomu kuwi loh ;).
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home